22 Juli 2024 – Generasi Literat mengadakan Self Love Training dengan konsep yang berbeda, yaitu pemuda yang menduduki bangku perkuliahan. Kegiatan yang diselenggarakan di Gedung Teater lantai 6 FDIKOM UIN Jakarta dimulai pada pukul 10.00-17.00. Antusiasme peserta dapat terlihat dari 3 jurusan yang mengikuti sampai akhir kegiatan walaupun di awal terdapat seminar, yaitu Pengembangan Masyarakat Islam, Kesejahteraan Sosial, dan Bimbingan Penyuluhan Islam. Antusiasme peserta ditunjukkan melalui jumlah yang sesuai dengan permintaan, yaitu 30 mahasiswa/i, serta sesi pohon konflik, dengan suasana semangat, ceria, dan unik.
Pembukaan kegiatan berawal dari MC, pembacaan tilawah, menyanyikan lagu Indonesia Raya, Hymne UIN Jakarta, pembacaan doa, sambutan dari dekan, Kaprodi PMI, dan founder Generasi Literat. Kemudian kegiatan berlanjut ke sesi pemberian cenderamata dari Generasi Literat ke UIN Jakarta, begitupun sebaliknya. Terdapat sesi menarik yang dilakukan bersama tim GL ke peserta, yaitu membuat Tiktok. Faktanya pembuatan konten Tiktok Generasi Literat menjadi pengalaman pertama Bapak Dekan FDIKOM UIN Jakarta. Berlanjut ke sesi materi yang disampaikan oleh Kak Mila. Setelah Kegiatan tersebut selesai, selanjutnya ke sesi Training oleh tim Generasi Literat dengan fasilitator Kak Ufai. Sesi Training dimulai dari sesi perkenalan diri, dengan menyebut nama panjang, hal yang disukai, hal yang tidak disukai, dan kata yang paling kamu suka dengan saling menunjuk dan semua peserta dapat bergiliran. Kemudian ke sesi pohon masalah yang berawal dari menulis masalah yang sedang dihadapi. Kemudian berlanjut ke pemilihan kelompok dengan menjadi kelopak bunga.
Dokumentasi Pribadi - Peserta mempresentasikan hasil diskusi dengan tema masalah yang dihadapi anak muda menggunakan pohon masalah
Setelah setiap 6 kelompok berisi lima anggota dengan topik overthinking, toxic, broken home, paksaan, tidak percaya diri, dan lain sebagian. Kemudian ke sesi diskusi kelompok, setelah itu dipresentasikan. Di sesi presentasi ini selalu ada aja tingkah dari setiap kelompok karena kekompakan mereka. Ada yang presentasi sambil membuat lelucon, ada yang serius, dan bahkan ada yang menyanyikan lagu “harta yang paling berharga adalah keluarga”. Memang sesi pohon konflik selalu menjadi sesi yang memorable karena para peserta dapat mengekspresikan, menyalurkan, dan membuka emosinya melalui pandangan baru mengenai masalah yang dialami. Terakhir sesi foto bersama, dan membuat video.
Berita lainnya